Sepak bola memang selalu menghadirkan kejutan. Tak jarang, skor pertandingan menciptakan hasil yang mengejutkan. 6 pertandingan ini adalah contohnya.
Dari level internasional, kemenangan 12-1 atas Malta menjadi yang paling diingat oleh suporter timnas Spanyol. Pertandingan kualifikasi Piala Eropa itu berlangsung di Stadion Benito Villamarin, Sevilla, (21/12/1983).Sebagai penikmat sepak bola, gol adalah hal yang paling ditunggu. Pertandingan yang menghasilkan banyak gol biasanya lebih menarik untuk disaksikan dibandingkan dengan laga yang berakhir imbang tanpa gol.
Kala itu, Spanyol membutuhkan kemenangan dengan marjin 11 gol untuk memastikan diri lolos ke putaran final Piala Eropa 1984. Tim Matador unggul dengan skor 3-1 pada babak pertama. Hebatnya, mereka menciptakan sembilan gol pada babak kedua dan menutup laga dengan kemenangan 12-1.
Spanyol akhirnya lolos ke putaran final Piala Eropa dengan keunggulan selisih gol atas Belanda. Laga ini dikenal sebagai salah satu pertandingan terpenting sepanjang sejarah La Furia Roja.
Sementara itu, di level klub, pendukung Real Madrid tentu tak bisa melupakan begitu saja kemenangan telak 11-1 melawan Barcelona pada leg kedua semi final Copa Generalismo pada 13 Juni 1943.
Menurut sejarah dari versi kubu Barca, kala itu klub berada dalam tekanan militer dan diinstruksikan untuk kalah melawan Real Madrid. Blaugrana menang dengah skor 3-0 pada leg pertama. Kabarnya, Jenderal Fransesco Franco mengirimkan utusan untuk mengancam para pemain Barca agar tidak membawa bola ke jantung pertahanan Madrid jika ingin hidup mereka nyaman.
Selain dua partai itu, ternyata ada beberapa pertandingan lainnya yang menghasilkan skor yang lebih besar.
1. AS Adema 149-0 Stade Olympique de L'Emyrne (SOE) (2002)
Pertandingan ini sampai sekarang tercatat oleh Guinnes Book of Records sebagai hasil laga terbesar. Stade Olympique de L'Emyrne kabarnya sengaja mengalah dalam partai play-off Liga Madagaskar pada 31 Oktober 2002.
Alasannya, Pasalnya, di laga sebelum itu SOE merasa dikecewakan wasit sehingga kesempatan mengejar gelar pun sudah pupus dan Adema telah dipastikan jadi juara.
Beberapa penonton mengungkapkan para pemain SOE sengaja memasukkan bola ke dalam gawang sediri setelah kick-off pertandingan. Para pemain SOE juga hanya terdiam dan membiarkan para pemain Adema mencetak gol ke gawang sendiri.
2. Akurba FC 79-0 Plateau United Feeders dan Police Machine 67-0 Babayaro FC (2012)
Catatan gol mencengangkan di level klub terakhir kali terjadi di Liga Nigeria pada tahun 2012. Di satu pertandingan, Plateau United Feeders berhasil mengalahkan Akurba FC 79-0. Sementara itu di laga lainnya, Police Machine menang 67 gol atas Babayaro FC, dengan 61 gol di antaranya tercipta di babak kedua.
Plateau dan Machine sedang bersaing promosi ke Divisi 3 Nationwide League, liga profesional terendah di sepakbola Nigeria. Kedua tim hanya berbeda selisih gol saja. Namun, pertandingan ini terbukti masuk dalam kasus skandal pengaturan skor. Federasi Sepak Bola Nigeria akhirnya menghukum keempat tim yang terlibat pada laga ini.
3. Vanuatu 46-0 Mikronesia (2015)
Dua negara kepulauan kecil di samudera Pasifik ini mencatat rekor dalam pertandingan bulan Juli 2015. Pertandingan ini hanya salah satu dari tiga kekalahan terbesar Mikronesia dan mungkin dalam sejarah kualifikasi Olimpiade.
Jean Kaltack tampil sebagai pencetak gol terbanyak Vanuatu. Dia menciptakan 16 gol bagi Vanuatu. Mikronesia kebobolan 114 gol dalam tiga pertandingan terakhir mereka kala itu.
"Partai ini adalah antara lelaki melawan bocah. Kami bagaikan anak Taman Kana-kanak (TK). Kami harus belajar dan berlatih keras. Kami butuh banyak belajar teknik," ujar pelatih Mikronesia Stan Foster.
"Kebanyakan dari pemain belum pernah pergi ke luar pulai. Suatu hari, saya membawa mereka ke Guam. Ini adalah pertama kalinya bagi mereka naik elevator dan eskalator," ia menambahkan.
4. Arbroath 36-0 Bon Accord (1885)
Posisi keempat hasil pertandingan dengan skor terbesar hadir pada laga antara Arbroath melawan Bon Accord di ronde pertama Piala Skotlandia yang berlangsung di Stadion Arbroath (12/9/1885).
Arbroath berhasil menang 15-0 pada babak pertama dan menciptakan 21 gol pada babak kedua. Pemain Arbroath berusia 18 tahun, John Petrie, menciptakan 13 gol dan sampai saat ini tercatat sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu pertandingan di level klub.
Pada pertandingan selanjutnya, Arbroath mengalahkan Forfar Athletic dengan skor 9-1 pada ronde kedua. Adapun di ronde ketiga, mereka mengalahkan Dundee East End dengan skor 7-1. Mereka lalu kalah 5-3 daei Hibernian pada ronde keempat. Total, Arbroath mencetak 55 gol di ajang Piala Skotlandia kala itu.
5. Dundee Harp 35-0 Aberdeen Rovers (1885)
Skor pertandingan terbesar kelima kembali datang dari Skotlandia. Dundee Harp meraih kemenangan 35-0 melawan Aberdeen Rovers. Uniknya, hasil pertandingan ini hadir di waktu yang sama ketika Arbroath menang 36-0 melawan Bon Accord.
Wasit yang memimpin jalannya pertandingan sebelumnya menghitung Dundee Harp mencetak 37 gol. Namun, Sekretaris Harp menilai wasit salah dalam melakukan perhitungan dan mereka menghitung bahwa tim hanya memasukkan 35 gol.
Karena merasa bingung, wasit yang memimpin jalannya pertandingan akhirnya mengirimkan telegram ke Federasi Sepak Bola Skotlandia (SFA) yang berisi hasil pertandingan antara Dundee Harp melawan Aberdeen Rovers adalah 35-0.
6. Australia 31-0 Amerika Samoa
Skor ini tercipta pada laga kualifikasi Piala Dunia 2002 yang berlangsung di International Sports Stadium, Coffs Harbour, Australia pada 11 April 2001. Dua hari sebelumnya, Australia mencatatkan kemenangan 22-0 melawan Tonga.
Padahal, Australia turun dengan mayoritas pemain lapis kedua saat menghadapi Amerika Samoa. Di sisi lain, Amerika Samoa hanya bisa menurunkan satu dari 20 peain senior mereka karena permasalahan paspor.
Archie Thompson menjadi bintang kemenangan Australia pada pertandingan ini dengan menciptakan 13 gol. Awalnya, Thompson dinilai menciptakan 14 gol. Namun setelah penghitungan ulang, gol Thompson dikurangi menjadi 13. Dia menjadi pencetak gol terbanyak dalam satu pertandingan kala itu.
"Memecahkan rekor dunia bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Hal ini tak terjadi setiap hari. Tetapi, Anda harus melihat tim yang kami hadapi dan bertanya. Kami tak butuh pertandingan seperti ini," ungkap Thompson.