Steve Jobs, iPhone, iPod Touch, iPad, Macbook Air, netbook, laptop, software, hardware, tips, trik, blog, komputer, apple,
7
Prinsip Sukses Yang dianut Steve Jobs :
1.
Lakukan apa yang anda cintai > Passion
2.
Meninggalkan jejak di alam semesta > Karya
3.
Nyalakan otak anda > Ide &
Kreativitas
4.
Jual mimpi, bukan produk
5.
Katakan tidak terhadap 1000 benda > Disain
6.
Ciptakan pengalaman yang sangat hebat
7.
Kuasai pesan anda > Story
Telling.
“Salah satu cara untuk muncul dengan sesuatu yang baru – sesuatu
yang mengubah dunia – adalah dengan berpikir di luar batasan yang dimiliki oleh
orang lain. Anda harus berpikir di luar batasan artifisial yang telah
ditetapkan oleh orang lain.” [ Steve
Wozniak ]
Status by. Mr. Yan Nurindra
Terima Kasih untuk statusnya Pak Yan….
Saya juga teringat dengan materi terakhir yang dibawakan Pak Ikhwan Sopa dalam Training Of The Trainer NNLP 14-15 January 2012. Bangun Network (Persaudaraan), Tampil Beda (Inovasi & Spesialisasi), & Kreatifitas Multi Disiplin…
Saya juga teringat dengan materi terakhir yang dibawakan Pak Ikhwan Sopa dalam Training Of The Trainer NNLP 14-15 January 2012. Bangun Network (Persaudaraan), Tampil Beda (Inovasi & Spesialisasi), & Kreatifitas Multi Disiplin…
hmm…
Alhamdulillah, NAQS DNA Dalam Proses….. MENEBARKAN BENIH KEAJAIBAN. LET’S MIRACLE HAPPEN….
www.keajaibanhati.com
Alhamdulillah, NAQS DNA Dalam Proses….. MENEBARKAN BENIH KEAJAIBAN. LET’S MIRACLE HAPPEN….
www.keajaibanhati.com
Kematian Sang Maestro “Apple” Steve Jobs, sungguh mendunia dan
marak dibicarakan di mana-mana. Baik media massa offline dan media online
sangat gencar memberitakan sosok legendaris tersebut.
Kematian Steve Jobs yang menyedot perhatian dunia beberapa waktu
lalu membuat penulis penasaran ingin tahu riwayat hidupnya. Banyak orang
mengelu-elukannya dan menyebutnya sebagai seorang penemu, businessman, dan
inspirator dunia modern. Produk-produk yg dihasilkan atas rancangan Steve Jobs
adalah iPhone, iPod Touch, iPad, Macbook Air, dan lain sebagainya.
Setelah penulis telurusi biografi singkatnya dari beberapa media
offline maupun media online, ternyata ada tiga faktor penentu kesuksesan Steve
Jobs. Ketiga faktor penentu tersebut adalah : memanfaatkan perasaan terbuang,
perasaan kehilangan, dan selalu ingat mati.
Faktor Pertama : Perasaan terbuang.
Steve Jobs lahir dari rahim mahasiswi muda yang hamil di luar nikah dengan seorang lelaki yg tidak tamat SMA. Kelahirannya tidak dikehendaki, sehingga Ibu kandungnya berniat akan memberikan sang anak kepada seorang pengacara dan istrinya. Singkat kata Steve Jobs kecil diadopsi hingga pada umur 17 tahun beliau dikuliahkan.
Steve Jobs lahir dari rahim mahasiswi muda yang hamil di luar nikah dengan seorang lelaki yg tidak tamat SMA. Kelahirannya tidak dikehendaki, sehingga Ibu kandungnya berniat akan memberikan sang anak kepada seorang pengacara dan istrinya. Singkat kata Steve Jobs kecil diadopsi hingga pada umur 17 tahun beliau dikuliahkan.
Selama kuliah enam bulan, Steve Jobs tidak merasa tenang hatinya
karena telah menghabiskan uang tabungan orang tua angkatnya hanya agar dia bisa
kuliah di perguruan tinggi mahal. Hanya bertahan enam bulan, akhirnya Steve
Jobs drop out dari Kampus Reed College. Namun beliau tetap bertahan di sekitar
kampus selama 18 bulan dan mengambil kelas kaligrafi (kelas non formal). Steve
Jobs bertahan dengan tidur di lantai asrama teman-temannya, menukarkan botol
cola agar mendapatkan 5 sen untuk membeli makanan, dan berjalan sejauh 10 km seminggu
sekali untuk memperoleh makanan yang baik di Candi Hare Krishna. 10 tahun
kemudian, pelajaran tentang kaligrafi telah mengilhami Steve Jobs untuk
mendesain komputer Macintosh pertama. Seni ini terus mempengaruhi karya-karya
Steve Jobs berikutnya.
Perasaan terbuang inilah yang telah membuat Steve Jobs rela
melakukan apa saja untuk bertahan hidup dan mencari makna kehidupan yang
sesungguhnya dengan lebih intens.
Faktor Kedua : Perasaan kehilangan
Ketika Apple menjadi perusahaan besar beromset $2 Milyar dengan 4000 pekerja, Steve Jobs dipecat oleh CEOApple atas persetujuan Dewan Direksi.
Ketika Apple menjadi perusahaan besar beromset $2 Milyar dengan 4000 pekerja, Steve Jobs dipecat oleh CEOApple atas persetujuan Dewan Direksi.
Kedengarannya aneh bahwa ada pendiri perusahaan yg dipecat oleh
CEO nya sendiri karena perbedaan pandangan ke depan. Tapi itulah kenyataannya.
Selama beberapa bulan setelah dipecat fokus Steve Jobs hancur dan tidak tahu
harus berbuat apa. Seluruh media sudah memberitakan kesalahannya. Namun ada
satu hal yg beliau ingat, yaitu : Steve Jobs masih mencintai pekerjaannya.
Karena Steve Jobs masih sangat mencintai bidangnya, maka
pelan-pelan beliau bangkit kembali dan mendirikan perusahaan baru. Dalam 5
tahun kemudian berdirilah perusahaan baru “NeXT Computer dan Pixar Animation”.
Pixar kemudian memulai untuk menciptakan film animasi komputer pertama, Toy
Story, dan menjadi studio animasi film terbaik di dunia saat itu. Dalam kurun
waktu tak terduga, Apple kemudian membeli Perusahaan NeXT dan Steve Jobs
kembali lagi ke Perusahaan Apple yg pernah dia dirikan. Teknologi yg
dikembangkan di NeXT Computer kemudian menjadi jantung teknologi Apple.
Dari sini Steve Jobs sempat berujar dalam sebuah pidatonya : “Saya yakin semua tidak akan pernah terjadi jika saya tidak
dipecat oleh Apple. Ini merupakan obat mujarab yang sangat pahit, tapi setiap
pasien membutuhkannya, saya pikir. Kadang-kadang kehidupan menghancurkan anda
dengan amat kejam. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu hal yang
bisa membuat saya bertahan adalah bahwa saya mencintai apa yang saya lakukan.
Kita harus mencari apa yang sebenarnya kita cintai”.
Perasaan kehilangan telah membuat Steve Jobs merubah energi
perasan negatif menjadi lebih kuat dan lebih kreatif. Disamping itu rasa
kehilangan perusahaan yang didirikannya tersebut telah melecut dirinya untuk
tetap mencintai dan menyayanginya bidang profesinya selama ini. Dan akhirya
karena karya-krayanya yang lahir dari rasa sayang dan cinta tersebut, apa yang
selama ini telah lepas darinya bisa kembali dan bahkan bersinergi.
Faktor Ketiga : Selalu ingat kematian
Setiap kita pasti takut kalau bicara kematian. Namun yg pasti kematian adalah hal yang akan dialami setiap makhluk hidup. Apa yang akan kita lakukan jika malaikat memberi tahu bahwa esok hari kita akan “dimatikan?” Tentu semua kita akan melakukan hal yang terbaik dalam hidup (best of the best). Karena kita tahu bahwa balasan kehidupan dunia kelak adalah surga atau neraka , maka kita akan berlomba-lomba melakukan kebajikan dan amal agar mencapai surga.
Setiap kita pasti takut kalau bicara kematian. Namun yg pasti kematian adalah hal yang akan dialami setiap makhluk hidup. Apa yang akan kita lakukan jika malaikat memberi tahu bahwa esok hari kita akan “dimatikan?” Tentu semua kita akan melakukan hal yang terbaik dalam hidup (best of the best). Karena kita tahu bahwa balasan kehidupan dunia kelak adalah surga atau neraka , maka kita akan berlomba-lomba melakukan kebajikan dan amal agar mencapai surga.
Filosofi “kematian” inilah yg dianut oleh Steve Jobs dalam
melaksanakan aktivitas bisnis kreatifnya setiap hari.
Selama 33 tahun setiap pagi beliau berdiri di depan cermin dan
bertanya pada diri sendiri : “Jika
hari ini adalah hari terakhir saya, apakah saya akan melakukan apa yang
seharusnya saya lakukan?” “Dan
ketika jawabannya ‘tidak’, maka saya tahu bahwa ada sesuatu yang harus saya
rubah”.
Selanjutnya Steve Jobs berfilosofi dan bisa menjadi nasehat kita
sepanjang hayat :
“Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat yang sangat penting dalam membantu membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup, oleh karena hampir segalanya– harapan, status, ketakutan, rasa malu, atau gagal-semuanya akan sirna ketika kita menghadapi kematian. Dan hanya meninggalkan apa yang benar-benar penting. Mengingat bahwa anda akan segera mati adalah jalan terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan pemikiran bahwa anda memiliki sesuatu yang harus anda lepaskan. Kita semua sudah telanjang. Tidak ada alasan anda tidak mengikuti apa kata hati anda”.
“Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat yang sangat penting dalam membantu membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup, oleh karena hampir segalanya– harapan, status, ketakutan, rasa malu, atau gagal-semuanya akan sirna ketika kita menghadapi kematian. Dan hanya meninggalkan apa yang benar-benar penting. Mengingat bahwa anda akan segera mati adalah jalan terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan pemikiran bahwa anda memiliki sesuatu yang harus anda lepaskan. Kita semua sudah telanjang. Tidak ada alasan anda tidak mengikuti apa kata hati anda”.
Karya-karya besar Steve Jobs pada Apple mungkin tidak terlepas
dari pengalaman didiagnosa dokter bakal mati dalam 3-6 bulan lagi. Suatu ketika
beliau divonis dokter terserang kanker pankreas yg dia sendiri tidak tahu
penyebabnya. Namun ternyata selama 8 tahun Steve Jobs masih bertahan dan tetap
menghasilkan karya-karya besar pada perusahaan Apple-nya. Produk-produk iPhone,
iPod Touch, iPad, Macbook Air, dirancang dan digarap saat ia telah didiagnosa
mengidap kanker pankreas.
Ada sebuah motto yg dibaca dan diterapkan Steve Jobs sejak umur
17 tahun :
“Jika kita hidup setiap hari seperti hari terakhir bagi kita, kita akan menciptakan sesuatu yang benar-benar besar akhirnya.”
“Jika kita hidup setiap hari seperti hari terakhir bagi kita, kita akan menciptakan sesuatu yang benar-benar besar akhirnya.”
Kini Steve Jobs telah tiada. Kepergiannya telah memberi
pelajaran nyata pada kita-kita yg masih hidup. Bahwa selagi kita masih diberi
‘jatah hidup’, lakukanlah hal terbaik setiap hari. Sering-seringlah ingat mati
agar kita melakukan hal bermanfaat dan bernilai setiap hari. Lakukanlah dengan
tulus dan terus-menerus hal yg sangat kita cintai. Insya Allah setiap kita akan
menghasilkan karya terbaik dengan filosofi ‘ingat mati’ tersebut.
Sejak Tanggal 24 Oktober 2011, Biografi Steve Jobs oleh Walter
Isaacson telah diluncurkan di Amerika. Buku tersebut telah diterjemahkan ke
dalam Bahasa Mandarin di Cina dan telah terjual 1.000 kopi secara online saat
peluncurannya.
Untuk edisi Bahasa Inggris, Buku Biografi Steve Jobs juga bisa
dipesan via Amazon.com . Sementara untuk rekan-rekan yg menginginkan Buku
Biografinya dalam Bahasa Indonesia, bisa mencari di Toko Buku atau lewat
Penerbit Mizan, yang mendapatkan hak terbit buku tersebut di Indonesia.
Semoga kita bisa terinspirasi menghasilkan Karya Terbaik
meskipun di tengah keterdesakan, kesempitan, bahkan dalam kepayahan sekalipun.
Intinya lakukan sesuatu yg kita cintai dengan sepenuh hati.
Insya Allah kita akan menghasilkan Karya Terbaik buat umat manusia karena kita
adalah Karya Terbaik dari TUHAN….! (diolah dari berbagai sumber)