Nah, madu yang terasa manis yang kita kenal itu hanya diproduksi oleh lebah madu. Lalu pakah lebah jenis lain tidak bisa menghasilkan madu? Tentu saja bisa, namun bentuk “madu”-nya berbeda, dan sebagian tidak terasa manis seperti yang dihasilkan oleh lebah madu. Kembali ke pertanyaan awal, sebenarnya untuk apa lebah memproduksi madu?
lebah memperoleh bahan baku pembuat madu yaitu nektar dari berbagai jenis bunga yang tentu saja tidak mekar sepanjang waktu. Apalagi di negara-negara dengan empat musim harus menghadapi musim dingin yang kondisinya tidak memungkinkan bagi para lebah pekerja untuk pergi berburu makanan. Nah, untuk saat-saat seperti inilah madu diperlukan kawanan lebah sebagai persediaan makanan. Perlu diingat juga bahwa madu memiliki komposisi yang tidak memungkinkan bakteri dan jamur untuk berkembang biak, sehingga madu ini bisa bertahan untuk waktu yang cukup lama.
Jika memang madu bermanfaat sebagai cadangan makanan saat musim dingin, apakah tindakan manusia yang memanen madu akan membahayakan kehidupan para lebah? Jawabannya adalah bisa iya dan bisa tidak. Para petani madu yang baik tahu pasti sebarapa banyak madu yang boleh dipanen pada jumlah yang aman, sehingga kawanan lebah tetap memiliki persediaan makanan saat musim dingin tanpa harus terancam bahaya kelaparan. Karena sebenarnya lebah madu memproduksi madu jauh melebihi jumlah yang mereka perlukan. Di alam liar hal ini berfungsi untuk berjaga-jaga dari ancaman para predator (mamalia atau burung) yang sesekali mencuri madu mereka. Namun tentu saja ada ulah para manusia yang tidak mengerti, dan cenderung bersikap merusak ketika memanen madu, terutama madu lebah liar. Mereka akan mengambil semua madu yang ada di sarang bahkan menghancurkan sarang para lebah tersebut.